"waktu" ya, hal inilah yang akhirnya membuat aku tidak menulis lagi dengan berkata "aku terlalu sibuk", "aku tidak punya waktu", "waktunya terlalu singkat", dan alasan terakhir "aku telah bekerja tidak ada gunanya lagi menulis". Awalnya alasan-alasan diatas hanya aku gunakan untuk "lari" dari kegiatan menulis karena sebenarnya aku mulai jenuh dan bosan untuk menulis. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, kata-kata itu tidak lagi hanya aku gunakan untuk "lari" ketika aku malas untuk menulis. Kata-kata tersebut menjadi kata-kata favoritku untuk selalu "lari" dari kegiatan yang tidak aku sukai. Di dalam lubuk hatiku, aku sadar bahwa itu perbuatan yang salah, salah karena dua hal penting dalam hidup ini telah aku abaikan : yang pertama, aku telah berbohong, dan yang kedua dan yang lebih parah adalah aku menanamkan sifat yang tidak baik dalam jiwaku dan secara tidak sadar sifatku akan terus menjadi seperti itu.
Sebelumnya aku mohon maaf, karena aku sama sekali tidak bermaksud membahas masalah agama disini hanya saja karena kita di didik untuk taat beragama maka aku akan mengutip satu ayat yang terus ku pegang teguh sampai saat ini untuk merubah sifat jelek yang berhubungan dengan waktu, yaitu "semua akan indah pada waktuNya". Kata-kata ini begitu saja terlintas di benakku ketika akau membaca novel yang berjudul "The Time Keeper" karya dari "Mitch Albom" aku tidak usah menceritakan caritanya karena aku yakin dari judulnya saja kalian semua sudah akan mengerti bahwa novel ini bercerita tentang waktu. Kembali ke topik utama masalah waktu di dunia nyata ini.
Aku yakin di dunia ini bukan hanya aku yang menggunakan alasan diatas untuk menghindari sesuatu, akan tetapi semua orang di dunia ini pasti pernah melakukannya dan itu pasti tidak hanya sekali atau dua kali. Ya, hidup kita saat ini sangat tergantung dengan "waktu" dan lebih parahnya lagi sebenarnya kita bukan hanya tergantung pada waktu kita "takut" padanya. Namun, sayangnya hanya sedikit orang yang menyadari hal ini. Kita manusia lebih takut pada kematian, kesendirian, kemiskinan, kelaparan, dan masih banyak lagi, akan tetapi waktu tidak termasuk di dalamnya. Tidakkah kita sadar bahwa kematian, kesindirian, kemiskinan, kelaparan dan masih banyak lagi hal di dunia ini semua di kontrol oleh waktu? Mari kita merenungkan ini sejenak. Seiring berjalannya waktu semua manusia pasti akan mati, seiring berjalannya waktu kita pasti akan di tinggalkan oleh orang-orang yang kita sayangi entah apa alasannya, seiring berjalannya waktu perut yang kenyang pasti akan minta di isi kembali, dan seiring berjalannya waktu harta yang kita punya pasti akan perlahan-lahan menyusut. Ya, itulah kekuatan dari waktu.
Lalu, setelah kita tahu dan paham bahwa waktu itu begitu menakutkan kita memiliki dua cara untuk mengatasinya: yang pertama adalah cara yang salah dimana kita akan mulai memacu diri kita untuk selalu berkejar-kejaran dengan waktu dan berlomba untuk bisa menjadi lebih cepat darinya, atau cara yang kedua dimana kita bisa dengan tenang dan damai menjalani hari-hari kita serta menerima setiap detik, setiap menit, setiap jam, dan setiap hari dalam hidup kita karena kita sadar bahwa secepat apapun kita berlari mengejarnya "waktu" adalah sang pemenang. Itulah gunanya memiliki agama karena agar kita dapat selalu percaya bahwa waktu adalah hadiah terindah dariNya untu kita yang dapat memanfaatkan dan mensyukurinya dengan baik karena "semua Akan Indah Pada WaktuNya"
Dart_leonhart