Friday, June 21, 2013

Corat-Coret Galau



Aku dan kamu, bagai karang pantai mencintai laut lepas. Dari jauh, aku mencintaimu dengan seluruh kekuranganku: Menatap gelombang ombak-rambutmu atau menikmati kilau cahaya-dirimu-pada senja yang menenggelamkan matahari di matamu.
Aku dan kamu, bagai karang pantai mencintai laut lepas. Ribuan mil dari hatimu, setiap detik aku berusaha melacak cintamu pada setiap buih ombak yang menghantam diriku. Bila kukatkan padamu telah kutitipkan semua salamku pada nadi-nadi sungai yang merambat-bermuara menuju kedalaman hatimu, pernahkah ia benar-benar sampai padamu?

Ketika pertama kali bertemu denganmu, aku tak merasakan ada hal yang berbeda dalam diriku, semua tampak biasa saja dan semua tampak berjalan dengan normal. Namun, seiring berjalannya waktu yang ku lalui mulai ada rasa yang berbeda tiap kali kita bertemu. Aku yang terlalu menutup diri dengan perasaan ini atau memang aku tak mengerti perasaan apa yang tumbuh dalam diriku ini, entahlah semua terkesan kabur dan amat sangat tak jelas dalam diriku, seakan-akan semua perasaan bercampur menjadi satu di dalam diriku. Lama-kelamaan aku mulai memberanikan diri untuk menerima rasa itu, rasa yang selalu datang tiap kali kita bertemu dan menghabiskan waktu bersama. Perasaan itu adalah rasa suka atau lebih bisa kujabarkan sebagai rasa kagumku pada kepribadianmu yang menurutku sangat luar biasa.

Setelah aku mulai memahami rasa apa yang selalu muncul dalam diriku ketika kita bertemu, aku selalu bersikap normal dan berusaha menutupi rasa itu dari yang lain terutama darimu. Namun, apa dayaku yang hanya manusia biasa ini yang akhirnya takluk juga dengan rasa itu. Lalu, aku mulai mengumpulkan keberanian dan membulatkan tekadku untuk mengatakan bahwa 'aku suka kamu' walaupun ketika itu aku tahu bahwa waktunya sangat tidak tepat. Ah, andaikan aku memiliki suara emas akan kunyanyikan sebuah lagu untukmu untuk mengambarkan suasana hatiku kepadamu saat ini...

Dari hati yang paling dalam,terucap kata cinta untukmu.
Yang t’lah lama ingin kukatakan, sungguh tak’kan ku ingkari.
Hari demi hari t’lah terlewati, tapi dirimu s’lalu di hatiku.
Kau pujaanku, kau bidadariku, jangan tutup dirimu sebelum aku datang......
Biarkan ku mencoba menjadi milikmu, jangan tutp dirimu.
Salahkah diri ini yang mencintaimu, jangan tutup dirimu......
Tak banyak yang dapat kulakukan untuk membuktikan cintaku.
Tapi kata hati, yang tulus dan suci.
Sungguh aku cinta kamu......

Sekarang, akhirnya aku harus mengambil sebuah tindakan. Ya, aku mencoba untuk membunuh rasa ini, perasaan indah yang lambat laun menjadi perasaan yang menyiksa diriku. Sebuah tindakan yang menurutku tidak layak untuk dilakukan namun, terpaksa harus aku lakukan karena aku tahu kamu tak mungkin menjadi milikku atau mungkin aku yang terlalu bodoh dengan terlalu cepat mengambil kesimpulan tanpa mencoba lebih jauh? Ahhh, siapa yang tahu tentang masa depan? Hanya Tuhan seorang.....dan sampai saat ini aku berharap aku berhasil membunuh rasa ini sebelum dia tumbuh menjadi sesuatu yang lebih berbahaya....Akhirnya, muncul lagu lain dikepalaku yang seperti ini liriknya..

Aku, kadang bertanya tak berhenti.
Kenapa aku alami ini, yang tidak menyenangkan hati.
Aku berdoa biar aku bisa lupa ingatan.
Lupa kalau mengenal kamu,
Lupa pernah cintai kamu.
Aku berharap biar aku tak melihat kamu sekarang.
Biar lupa mengenal kamu, biar lupa cintai kamu...

Aku akan pergi, akhirnya aku memutuskan; lalu bersalin rupa menjadi manusia biasa, mengemasi barang-barang dalam koper, mengenakan kaus kaki dan sepatu. Di setiap langkah yang kutempuh, kulepaskan satu-persatu perasaan terhadap dirimu-meski tak semuanya.
Ombakmu melambai-lambai, seolah memanggilku untuk kembali. “Tetaplah menjadi karang pantai,” lamat-lamat aku mendengar suara itu. Kupikir itu hanya perasaanku saja. Tidak, kataku dalam hati. Aku telah memutuskan. Aku akan menjadi yang lain: bayang-bayang, angin, pohon, gunung atau langit.

Barangkali aku gagal menjadi kekasihmu, tetapi cinta tetap ada: untuk apa dan untuk siapa, biarlah ia menentukan nasibnya sendiri, karena setidaknya aku pun masih bisa mencintaimu dengan cara  yang berbeda.... :)

Aku dan kamu, bagai karang pantai mencintai laut lepas?
Rupanya tidak lagi..... :)


Daun yang jatuh dari dahan pohon tak pernah membenci angin yang menjuatuhkannya...begitu pula denganku yang tak akan membencimu karena telah membuatku jatuh hati padamu ;)

Dart_leonhart



NB:
(tulisan ini bisa dikatakan fiksi atau non fiksi tergantung dari sudut pandang orang yang membaca :), dan tulisan ini lahir karena terisnpirasi dari buku karangan Fahd Djibran “Yang Galau Yang Meracau!”,  dan beberapa kalimat dikutip dari bukunya..)

No comments:

Post a Comment