-Dee-
Tidak ada yang pasti di dunia ini, terutama apabila kita membicarakan "perasaan". Siapa yang bisa benar-benar mengukur perasaan? Berapapun banyaknya penelitian yang dilakukan dan sebanyak apapun rumus-rumus diciptakan, tidaka akan ada pernah seorangpun yang bisa mengukur sebuah perasaan. Baik itu perasaan senang, sedih, cinta, amarah, dan masih banyak lagi. Perasaan adalah salah satu bentuk "emosi' yang muncul karena manusia memiliki apa yang disebut dengan hati nurani, dari sanalah semua perasaan-perasaan atau dengan bahasa lain emosi-emosi itu berasal. Perasaan bukan muncul melalui pikiran melainkan melalui hati nurani. Oleh karena itu perasaan yang muncul dari dua manusia apabila melihat suatu hal bisa sangat bertentangan, hati nurani adalah bukti bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Dari hati nurani ini muncul berbagai perasaaan yang ada dan salah satunya adalah perasaan cinta. Sebuah perasaan yang pasti akan dirasakan oleh semua yang mengaku bahwa mereka adalah manusia. cinta adalah perasaan yang paling universal dan paling umum di dunia ini, karena cinta bisa bearti banyak hal, mulai dari mencitai alam, mencintai orang tua, mencintai teman, dan masih banyak lagi. Cinta seperti sebuah kekuatan yang ledakannya sendiri bisa melebihi ledakan nuklir karena kekuatannya yang begitu dahsyat, dan cinta adalah sebuah perasaan yang bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, cinta bisa menjadi hal yang positif karena cinta sendiri merupaka gabungan dari banyak perasaan positif, mulai dari kegembiraan, keceriaan, ketulusan dan pengorbanan, akan tetapi cinta juga bisa menjadi mematikan dan muncul banyak perasaan negatif didalamnya, mulai dari kecemburuan, iri hati, pengkhianatan, tipu muslihat, sampai akhirnya pada titik terbesar peperangan dan pembunuhan. Sudah banyak contoh sisi positif dan sisi negatif dari cinta yang bisa dilihat dalam kehidupan bermasyarakat dan sepertinya tidak akan pernah habis apabila akan dituliskan satu persatu yang apabila dipaksakan maka sepertinya tulisan ini akan menjadi tulisan terpanjang dan mengalahkan buku yang paling tebal sekalipun.
Dari tulisan diatas saya akan mencoba untuk masuk lebih spesifik lagi dan akan membahas hal yang paling dibenci, yaitu "putus cinta". Disini saya tidak akan menulis tentang indahnya jatuh cinta, karena semua orang juga pasti telah memahami bahwa jatuh cinta itu indah dan semua orang pasti akan mengangguk setuju apabila saya berkata bahwa jatuh cinta meruapakan hal yang positif, akan tetapi siapa yang setuju apabila saya berkata bahwa putus cinta juga merupakan hal yang positif? Hampir semua, dan umunya kita orang muda pasti akan mengatakan bahwa putus cinta merupakan hal yang paling menyakitkan, dan pasti tidak akan ada yang ingin merasakannya. Tidak adakah yang bisa merasakan hal positif dari putus cinta? Tetapi tidak dapat dipungkiri tidak gampang untuk mencari sisi positif dari putus cinta, saya pribadi membutuhkan waktu 1 bulan untuk pulih dari kehilangan cinta pertama saya dan baru 1 tahun kemudia saya bisa melihat sisi positifnya. Sisi positif yang saya dapat adalah dengan putus cinta maka saya bisa melangkah lebih jauh untuk menggapai mimpi saya, maksudnya disini adalah ada berapa banyak yang akhirnya harus bimbang memilih apakah melanjutkan pendidikan di kota lain atau di kota kelahiran hanya karena tertahan oleh sang kekasih hati? Selain itu, saya juga sering mendengar kata "move on" yang menurut saya itu makna yang cukup bagus dan bisa saya definisikan secara pribadi seperti ini "tutuplah dengan manis cerita-cerita dulu, dan mulailah menulis diatas buku baru yang masih kosong dengan lebih baik melalui pengalaman dan kejadian yang didapat dari cerita-cerita sebelumnya"
Sekarang mari kita berpikir sejenak, apabila putus cinta merupakan hal yang menyakitkan, kenapa masih banyak juga yang mau merasakannya? Saya sering mendengar jawaban "dia berubah" atau "dia bukan lagi dia yang dulu aku kenal" atau parahnya lagi "sebenarnya dari awal aku tidak suka dengan dia" ketika saaya menanyakan alasan kenapa mereka putus cinta. Dari beberapa jawaban diatas akhirnya saya mencoba menarik kesimpulan dan munculah kalimat seperti ini "jangan mencintai seseorang hanya karena dia baik, dia kaya, dia pintar, dan dia tampan/cantik. bagaimana bila suatu hari dia berubah menjadi jahat, menjadi miskin, menjadi bodoh atau menjadi jelek? Kita mencintai seseorang bukan karena apa, siapa, kenapa, dan bagaimana. Tetapi, cintailah dia karena kita ingin mencintai dia, jangan pernah mencintai seseorang karena fisik, harta, dan kepandaian mereka belaka. Cintailah dia karena memang kita jatuh cinta padanya tanpa persyaratan dan segala slogan apapun" dengan menjalankan secara nyata oleh kedua belah pihak kalimat yang saya tulis ini, maka percayalah kalian tidak akan pernah merasakan yang namanya putus cinta, patah hati, atau apapun bahasa kalian menyebutkannya.
"terkadang, yang tidak bisa kamu lupakan adalah seseorang yang tidak bisa kamu milikki"
Dart_leonhart
No comments:
Post a Comment